Belajar dari Buku “Bicara itu Ada Seninya” – Beratnya Ucapan ditentukan oleh Beratnya Isi. Benar gak sih?

oleh Rachmatania Putri

 

Salah satu buku rekomendasi yang bagus bagi pemula untuk belajar teknik public speaking adalah “Bicara itu Ada Seninya” yang ditulis oleh Oh Suh Hyang. Buku ini memaparkan mengenai etika berkomunikasi. Selain itu, buku ini membahas mengenai pengalaman pengembangan diri, teknik persuasi, dan negosiasi. 

 

                                            sumber: google image

Tahukah kamu bahwa ucapan seorang “juara” atau “tokoh terkenal” memiliki daya tarik tersendiri? Kamu harus pandai berbicara untuk menunjukkan diri kepada lawan bicara dalam kehidupan sosial. Untuk mencapai tujuan komunikasi, kamu harus mengetahui metode komunikasi yang efisien.

 

Setiap orang memiliki titik start yang sama, karena mahirnya berbicara ditentukan oleh lingkungan pertama kita, yaitu keluarga. Saat berbicara, usahakan non-verbal juga mengikuti agar lebih jelas, lalu jangan lupa tatap mata lawan kita. Berbicaralah apa-adanya, jangan berlebihan, perbanyaklah mendengar dan memuji. Berikan reaksi yang sesuai dengan ucapan lawan bicara. Berikut adalah beberapa cara dan contoh

 

Berpidato

Dalam berpidato atau presentasi, usahakan suara kita terdengar layaknya pertunjukkan musikal, nada; intonasi; jeda/tempo; volume; kecepatan. Untuk pembuka: gembira/senang, isi: klimaks/interaktif. Usahakan tenang, persuasif/membangun.

  “Jika ingin pandai berpidato, perbanyaklah riset dan rangsang rasa penasaran” Perbanyaklah referensi dari bahan bacaan seperti koran, radio, berita online yang akurat, dan hal-hal berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Dengan begitu, audience akan lebih tertarik  dengan hal yang bersifat universal, namun tetap akurat dan aktual

 

Presentasi 

Bagaimana agar teknik presentasi yang kita lakukan terkesan natural dan percaya diri saat tampil? Intinya adalah usahakan jangan menghafal dan jangan bergantung pada slide tulisan, pahami isi materinya. Kenali audience, ushakan hadir satu jam sebelum presentasi dimulai. Sembari menunggu,  amati tempat atau situasinya, serta cek semua peralatan agar nihil kesalahan. 

 Jangan lupakan tujuan/ purpose (kita sebagai nahkoda yang akan membawa penumpang menuju tempat yang dituju, dengan arah dan intisari yang jelas. Terakhir, pembicara harus selalu siap . Berlatihlah seoptimal mungkin, atur intonasi suara, ekspresi wajah, gestur tubuh, dan cek kembali isi presentasi yang akan disampaikan. 

Gali Passion dan Perkaya Ilmu Pengetahuan

 Kuasai berbagai bidang yang sesuai dengan passion utama kamu. Ini adalah tuntutan zaman, kita harus menguasai lebih dari satu bidang yang kita sukai serta bersikap fleksibel terhadap perubahan zaman.

Perkaya ilmu pengetahuan juga sangat diperlukan. Ucapan yang tidak dilandasi ilmu humaniora akan seperti tanah kosong. Anda akan dapat berlari jauh (long-run) dengan terus belajar (long learn). Ilmu humaniora dapat dipelajari melalui buku-buku psikologi, ekonomi, komunikasi, filsafat, dan buku-buku lainnya untuk menambah referensi. Untuk memperkuat isi ucapan yang berbobot, jangan lupa untuk selalu membaca berita aktual dan faktual, agar semua unsur diatas bisa dikaitkan

Latihan dengan Metode KIS 

Metode KIS (Keep It Simple). Berbicaralah dengan “isi” yang jelas atau to the point. Bobot isi harus diperhatikan. Berikut ini yang perlu diketahui:

  • Penggunaan perumpaan juga dapat dilakukan untuk mempercantik ucapan dan respon pendengar, namun tetap harus berkaitan dengan konteksnya, ya! (referensi: kumpulan karya puisi)
  • Semakin banyak poin simpati yang diungkapkan, semakin besar pengaruh ucapan kita terhadap lawan bicara. Carilah persamaannya dengan audience. 
  •  Hati yang berniat melakukan sesuatu akan menentukan takdir orang tersebut. Jangan pernah melupakan passion yang menjadi pemicu untuk mengejar cita-cita, yang membuat panasnya semangat, berjuang tanpa rasa lelah, menumbuhkan kemauan, dan mengubah nasib hidup.

Nah, bagaimana menurut kamu? Setuju gak kalo bobot ucapan yang kita sampaikan tergantung ditentukan oleh beratnya isi? Hal terpenting yang perlu diingat adalah,   “jangan lupa sisipkan semangat dalam ucapan kamu. Suara, lafal, gesture, dan konten. Semua memiliki peranan penting dalam berbicara. Namun, semangat dan doa adalah kekuatan terbaik untuk membantu mewujudkan hal tersebut.

Perbanyak latihan, latiha, dan latihan, ya! Practice makes your performance  optimal!  

Semoga bermanfaat, ya! 🙂 

 

Referensi

Bicara Itu Ada Seninya oleh Oh Su Hyang

 

Leave a Comment